Kamis, 07 Oktober 2010

Wana Kelana


Pendakian massal pertama di masa SMA. Berawal dari sebuah keinginan setelah hanya mampu menatap tanpa ada usaha untuk mencapai sebuah keinginanpun lahir. Para petualang bersatu dan bergegas menyusun rencana. satu nama beberapa generasi menjadi satu dalam satu tujuan. Matahari telah sampai pada singgasananya, kamipun telah tiba di persinggahan pertama. Sebuah tempat dimana suatu petualangan dimulai. Langkah awal dengan penuh semangat. Melintasi ladang dengan sambutan hangat warga setempat, menerobos rimbun hutan dengan kebersamaan. Camp pertama di pos 1 sungguh terasa hangat, berbagai canda kami keluarkan untuk mengisi catatan perjalanan kami. malam yang damai menemani istirahat kami hingga fajar. burung berkicau dan hutan mulai beeerbisik lembut membangunkanku pagi itu. kulihat gunung di kejauhan menyapa bersama matahari menyambut pagi waktu itu

matahari mulai naik, kami mulai bergegas untuk melanjutkan perjalanan. Perjalanan memang tak semudah yang di pikirkan, namun semua sangat bermakna. di sinilah pelajaran pertama tentang "perencanaan" kudapat. hal yang selama ini tak ku lakukan dalam perjalananku kini mulai ku tanamkan dalam benakku. Letih bercampur pesimisme mulai muncul dalm perjalananku. Badan terasa berat dan kaki mulai lemas. Namun semua itu terbayar lunas saat kami tiba di pos 7 dimana kami mulai bersiap untuk malam ke 2 dalam perjalananku.
Sungguh indah pemandangan saat itu. Aku mulai tersadar kembali betapa kecil aku dihadapan-Nya dibandingkan ciptaannya yang begitu agung. Hari itu sungguh berkesan bagiku, bersama teman-teman aku mampu mencapai tempat itu. Matahari telah berpamitan dengan meninggalkan cahaya senja, tirai kabutpun mulai turun menyelimuti dinginnya malam itu. Namaun dinginnya malam tidak berlaku bagi kami yang tetap hangat dengan canda khas masing-masing dalam suatu kebersamaan. Hari terakhir kami awali dengan segelas teh hangat untuk memacu kembali semangat kami setelah beristirahat semalam. Namun kabut masih enggan untuk pergi. Kami mencoba untuk naik sedikit dengan harapan cuaca akan membaik. Namun kabut tetap singgah dan embun mulai menetes. Kamipun sepakat untuk menghentikan langkah kami dan mengibarkan Kedha Biseka saat itu juga. Pelantikanku dimulai dan suasanapun menjadi hikmat dengan guyuran embun yang dingin. kami turun dengan perasaan puas telah mampu melakukan perjalanan yang luar biasa bersama Kedha Biseka.
Salam Lestari .......

Sang Petualang



Petualang bukanlah orang bodoh yang berniat mencari maut. Petualang bukanlah orang yang tidak memiliki aturan. Petualang bukanlah orang yang tunduk pada keegoisan manusia. Petualang adalah orang yang terus belajar dari pengalaman, menjelajah luasnya alam pikiran dengan proses penyadaran diri dengan alam. Petualang memiliki prinsip dan keteguhan hati sebagai pijakan dalam mengukir sejarah perjalanan, aturan sebagai pedoman, aturan sebagai kehidupan. Petualang tidak butuh akan adanya kekuasaan, cukuplah kekuasaan hanya milik Tuhan. Biarlah mereka saling berebut sesuatu hal yang semu yang hakikatnya sudah mereka miliki namun tidak mereka sadari. Alam mengajarkan apa yang tidak menusia ajarkan. tentang "rasa" sebenarnya dalam memaknai hidup. keteguhan seperti gunung,keikhlasan seperti laut, kebebasan seperti angin, kesetiaan seperti matahari dan prinsip ilmu seperti pohon. Semuanya lebih berharga dari pada buku-buku politik tentang kekuasaan. Petualang berjalan menembus hutan, menyusur pantai, memeluk tebing, mengintip ke dalam gua, dan mendaki ke puncak kesempurnaan gunung. Sebuah perjalanan panjang untuk mencari "makna" kehidupan.